sahabat seaqidah ila Jannah...

Friday, June 8, 2012

Berkata kalimat yang baik adalah sedekah

Berkata kalimat yang baik adalah sedekah – Al-Habib Ali bin Abdurrahman Aljufri
Ditulis oleh Admin  di/pada 13 Januari 2010

Ceramah Al-Habib Ali bin Abdurrahman Aljufri

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Ceramah yang luar biasa dari Al-Habib Ali bin Abdurrahman Aljufri tentang "Berkata kalimat yang baik adalah sedekah". Saudara-saudaraku, luangkan waktu anda 8 menit saja untuk mendengarkan ceramah ini. Insya Allah ini akan membawa kebaikan buat anda selamanya. Amin. 

Pengantar

Pada suatu saat ketika Rasulullah SAW sedang bertawaf di Ka’bah, seorang laki-laki bernama Fudholah bin Umair bermaksud hendak membunuh beliau. Ia menyelinap dalam rombongan orang-orang yang bertawaf dan mendekati beliau SAW. Saat ia sudah berada dekat di samping Rasulullah saw dan mempunyai peluang untuk membunuh beliau, tiba-tiba ia terkejut saat Rasulullah SAW memandangnya.


Isi Ceramah


Kemudian Rasulullah SAW menoleh kepadanya saat ia sedang bertawaf, dan beliau berkata, “Wahai Fudholah, apa
yang engkau bicarakan dengan hatimu?”
Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, saya bertawaf. Saya mengingat Allah.”
Lalu Rasulullah diam dan melanjutkan tawafnya. Fudholah mengikutinya untuk kedua kalinya dan berjalan dengan
tawaf di belakang Rasulullah.
Tak selang berapa lama, Rasulullah menoleh lagi kepadanya dan berkata, “Apa yang engkau bicarakan dengan
hatimu?”
Saya ingin anda merasakan melihat bagaimana wajah Rasulullah memandang kepada laki-laki itu. Termasuk dalam
budi pekerti beliau bahwa sesungguhnya Rasulullah tidak pernah menyembunyikan senyumannya kepada siapapun.
Seorang laki-laki yang penuh dengan kebencian dan ingin membunuh, Rasulullah menoleh kepadanya dan
memandangnya dengan tersenyum. Saat pertama kali, memandangnya dengan tersenyum. Saat kedua,
memandangnya dengan tersenyum kepadanya.
Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, saya mengingat Allah dan bertawaf.”
Rasulullah tersenyum dan melanjutkan tawafnya. Lalu laki-laki itu mengikutinya.
Ketiga kali, Rasulullah menoleh kepadanya dan berkata, “Wahai Fudholah, apa yang engkau bicarakan dengan
hatimu?”
Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, aku mengingat Allah.”
Kemudian Rasulullah menoleh kepadanya.
Apakah anda tahu arti “menoleh kepadanya”?. Disebutkan di dalam referensi budi pekerti Rasulullah bahwa kalau
beliau menoleh artinya beliau menoleh dengan seluruh badannya.
Rasulullah menoleh kepadanya dan lalu meletakkan tangan beliau di dada laki-laki itu. Dada yang penuh dengan
kebencian dan kemarahan. Ia menyembunyikan pisau di badannya.
Begitu Rasulullah menaruh tangan di dadanya, Fudholah berkata, “Demi Allah. Saat ia meletakkan tangannya di
dadaku, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling aku benci melebihi dirinya. Namun setelah ia
mengangkat tangannya dari dadaku, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling aku cintai melebihi
dirinya.”
Kita banyak menjumpai orang-orang yang mewarisi karakter Fudholah. Mereka ada di tengah-tengah masyarakat
dimana kalian hidup disana. Akan tetapi, dada-dada mereka selalu sangat memerlukan orang-orang yang mewarisi
karakter Rasulullah SAW untuk menghilangkan karakter-karakter jelek dari dada-dada mereka yang penuh
kemarahan dan kebencian.
Mereka yang mewarisi karakter Fudholah menunggu kalian yang bisa mewarisi karakter Rasulullah SAW.
Betapa banyak yang menyakitiku ketika aku mendengar sebagian dari kaum muslimin berbicara dan berkata, “Saat
ini banyak dijumpai para dai yang berkata dengan kelembutan dan kedamaian, berkata dengan budi pekerti dan
kasih sayang. Ini fenomena baru telah muncul yang ingin menggantikan jihad.”
Inilah bentuk jihad yang kita perlukan saat ini. Disini di masyarakat kita. Karena sesungguhnya kalian perlu untuk
berjihad kepada jiwa kalian. Sampai kalian mampu menundukkannya. Sampai kalian mampu mendidiknya. Sampai
kalian bisa meninggikannya ke langit. Supaya kalian mampu untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang
hidup di muka bumi ini.
Inilah yang dimaksud kalam beliau, Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, “Berkata kalimat yang baik adalah
sedekah”
Saat ini dengarkan orang-orang yang berkata, “Berkata kalimat yang baik adalah sia-sia.” Baiklah, kami hormati.
Akan tetapi rujukan dan referensi kita Rasulullah SAW yang berkata bahwa berkata kalimat yang baik adalah
sedekah. Saya tak mampu meninggalkan perkataan Rasulullah dan mengambil perkataan orang lain.
“Berkata kalimat yang baik adalah sedekah”


Hadiri dan syiarkan Tabligh Akbar Malam Isra dan Mi'raj Sayyidina Muhammad saw bersama Majelis Rasulullah saw pimpinan Alhabib Munzir bin Fuad Almusawa yang insya Allah akan dihadiri oleh Alhabib Ali bin Abdurrahman Aljufri murid senior Alimam Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz yang sudah masyhur di dunia.
malam minggu 16 juni 2012 pkl.20.00 dilapangan MONAS Jakarta Pusat
www.majelisrasulullah.org


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Sumber asal : Jeje Nurjaman

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...